Ad Code

School Well-being (Kebahagiaan atau kesejahteraan di lingkungan sekolah)

 

SCHOOL WELL-BEING

A.     Pengertian School Well-being (Kebahagiaan atau kesejahteraan di lingkungan sekolah)

Secara umum, setiap orang berusaha mencari kebahagiaan dan keseimbangan dalam hidupnya. Diener (1984) menjelaskan bahwa well-being atau kesejahteraan kita akan berdampak pada sikap dan emosi. Bila individu merasa bahagia, sejahtera dalam kondisinya, maka ia dapat menunjukkan sikap dan emosi yang positif. Demikian pula sebaliknya, bila individu tidak merasa bahagia dengan kondisinya maka yang bersangkutan akan merasa cemas, dapat memiliki sikap dan emosi negatif. Istilah sejahtera atau bahagia dalam ruang lingkup sekolah memang kurang mendapat perhatian. Istilah yang lebih umum digunakan adalah kesehatan mental peserta didik, padahal sekolah tidak hanya terdiri dari peserta didik saja.

School well-being adalah kondisi dimana individu dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik materiil maupun non-materiil di sekolah yang terdiri atas empat dimensi yaitu (1) having (kondisi/situasi sekolah), (2) loving (mengarah pada hubungan sosial), (3) being (pemenuhan diri), dan (4) health (kesehatan peserta didik dan guru secara umum).

 

B.      Dimensi School Well-Being

Menurut Hascher (dalam Jarvela, 2011) menjelaskan 6 dimensi school well-being atau
kondisi sekolah yang membahagiakan, yaitu:
1. sikap dan emosi positif terhadap situasi sekolah secara keseluruhan baik dari
peserta didik ataupun guru,
2. Peserta didik memiliki konsep diri yang positif dalam hal akademik. Dalam hal ini
peserta didik di sekolah percaya diri dan termotivasi untuk berprestasi,
3. guru dan peserta didik menikmati aktivitas sekolah,
4. guru dan peserta didik bebas dari kecemasan untuk pergi bersekolah,
5. guru dan peserta bebas dari berbagai keluhan mengenai kondisi sekolah,
6. tidak ada masalah/konflik yang berat di sekolah 

Konu & Rimpela (2002) kemudian mengadaptasi konsep tersebut untuk konteks sekolah dan menambahkan satu dimensi lagi, yaitu:

1.       Having (memiliki)

Yaitu bagaimana persepsi dan perasaan individu terhadap kondisi sekolah. Dimensi ini meliputi lingkungan fisik sekolah, termasuk kenyamanan, rasa aman, kebisingan, pertukaran udara, ruang terbuka, dan lain sebagainya. Aspek lain dari kondisi sekolah berhubungan dengan kondisi pembelajaran, seperti kurikulum, jumlah peserta kelas. Aspek lain adalah bagaimana peserta didik merasa mendapatkan dukungan atau pelayanan selama bersekolah, seperti kantin, ruang kesehatan, wali kelas, guru bimbingan konseling.

2.       Loving (mencintai)

Mengacu pada lingkungan sosial saat pembelajaran, meliputi hubungan dengan guru, dengan teman sekelas, interaksi dalam kelompok. Dimensi ini pada dasarnya mengacu pada iklim atau suasana di sekolah. Relasi yang baik antara peserta didik, guru, sesama guru untuk menciptakan iklim sekolah yang baik; harmonis.

3.       Being (menjadi)

Mengacu pada bagaimana individu di sekolah menghargai keberadaan mereka. Dalam hal ini guru dapat bekerja dengan baik dan menghargai perannya. Peserta didik juga merasa percaya diri, bahagia mendapatkan pendidikan. Being juga mengacu sampai seberapa besar sekolah melibatkan peserta didik, mendorong kreativitas peserta didik.

4.       Health (status kesehatan)

Mengacu pada kesehatan fisik dan mental peserta didik dan guru


C.     Faktor yang Memengaruhi School well-being

Ramberg, dkk (2019) menjelaskan bahwa stres pada guru dapat memengaruhi kesejahteraan sekolah, khususnya peserta didik. Hal lain yang dapat memengaruhi school well-being adalah kemampuan memahami orang lain dalam hal ini bagaimana kemampuan sosial emosional. Roffey (2008) menjelaskan kemampuan ini sebagai emotional literacy. Kemampuan ini dapat

mendukung peserta didik beradaptasi dengan budaya sekolah dan meningkatkan proses belajar peserta didik. Dalam hal ini semua warga sekolah berperan dalam menciptakan school well-being.

Berdasarkan Ramberg dkk (2019) & Roffey (2008):

-          Guru yang stres akan berdampak pada rendahnya komunikasi dan dukungan ke siswa.

-          Emotional Literacy (literasi emosi) penting agar siswa bisa memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah.

-          Kepribadian siswa: motivasi, komunikasi, kerja sama, dan disiplin memengaruhi kondisi sekolah.

-          Iklim ruang kelas: kombinasi antara kontrol guru dan kehangatan sangat menentukan.

D.     Iklim Ruang Kelas

Iklim ruang kelas adalah suasana psikologis, sosial, dan emosional yang dirasakan oleh peserta didik di dalam kelas. Iklim ini terbentuk dari interaksi guru-siswa, hubungan antarsiswa, dan gaya mengajar guru dalam proses pembelajaran.

Iklim kelas tidak hanya mencerminkan suasana fisik (seperti kebersihan dan kerapian), tetapi juga menyangkut:

-          Apakah siswa merasa aman dan dihargai

-          Apakah ada rasa hormat dan keterbukaan

-          Apakah siswa merasa diperhatikan dan memiliki peran

Komponen Iklim Ruang Kelas

1.       Kehangatan Emosional

-          Guru bersikap ramah, empatik, dan peduli terhadap kondisi siswa.

-          Suasana yang mendukung siswa merasa bebas berpendapat tanpa takut dihakimi.

2.       Manajemen Kelas

-          Aturan kelas disepakati dan dijalankan bersama.

-          Guru konsisten dalam menerapkan aturan dan memberi umpan balik.

3.       Interaksi Sosial

-          Siswa saling menghargai, bekerja sama, dan tidak membentuk eksklusivitas.

-          Guru menumbuhkan rasa saling percaya dan solidaritas.

4.       Partisipasi dan Keterlibatan

-          Semua siswa diberi kesempatan aktif.

-          Suara siswa dianggap penting dalam proses pembelajaran.

5.       Keadilan dan Inklusivitas

-          Tidak ada diskriminasi berdasarkan latar belakang, gender, kemampuan, dll.

-          Setiap siswa merasa diperlakukan adil dan setara.


Posting Komentar

18 Komentar

  1. Sejahtera juga kalau ga bahagia buat opo mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut Ramberg dkk (2019) & Roffey (2008), guru yang stres akan berdampak pada rendahnya komunikasi dan dukungan ke siswa.

      Hapus
  2. Hatur nuhun untuk materi yang disajikan, jadi pengetahuan baru bagi kami dan bermanfaat

    BalasHapus
  3. Kebahagiaan dan kesejahteraan saling berkaitan..Sangat bermanfaat

    BalasHapus
  4. Mantap.. sangat penting konsep school well-being ini diterapkan di sekolah

    BalasHapus
  5. Bermanfaat sekali... Dari judulnya saja sudah menarik

    BalasHapus
  6. Sangat sanget bermanfaat, thank pak guru 👍

    BalasHapus
  7. Observasi untuk memastikan karakter aktual dari peserta didik....

    BalasHapus
  8. Mantap ilmunya pa guru👍

    BalasHapus
  9. Sangat bermanfaat dan menambah wawasan, terimakasih pa

    BalasHapus
  10. Keren, mantap, nambah wawasan baru yg bermanfaat

    BalasHapus
  11. Mantap, menambah pengetahuan bagi kita semua

    BalasHapus
  12. Luar biasa
    Bertambah lagi Ilmu nya semoga bermanfaat

    BalasHapus
  13. Keren, bermanfaat sekali bagi kami pak

    BalasHapus
  14. sangat bermanfaat dan luar biasa

    BalasHapus
  15. Sangat bermanfaat.. Kereeen

    BalasHapus

Ad Code